Tanaman Hias gladiollus, tanaman kerabat airis bunga kuning, airis hias, tanaman hias airis, tanaman hias iris, yang selama ini kita kenal adalah jenis airis bunga kuning, sedangkan bunga kuning dengan bunga lebar dan ada lis warna orange adalah jenis tanaman kerabat dekat airis yang biasa hidup di daerah dingin, bagi yang perna tinggal di Negara Belanda tanaman ini sudah tidak asing lagi.
Mengenai Tanaman Hias Gladiolus
- Agus Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk dalam famili Iridaceae. Gladiol berasal dari bahasa latin “Gladius” yang berarti pedang kecil, seperti bentuk daunnya.
- Berasal dari Afrika Selatan dan menyebar di Asia sejak 2000 tahun. Tahun 1730 mulai memasuki daratan Eropa dan berkembang di Belanda.
- Tanaman gladiol yang termasuk subklas Monocotyledoneae, berakar serabut, dan tanaman ini membentuk pula akar kontraktil yang tumbuh pada saat pembentukan subang baru.
- Kelebihan dari bunga potong gladiol adalah kesegarannya dapat bertahan lama sekitar 5-10 hari dan dapat berbunga sepanjang waktu.
Hasil penelitian tahun 1988, Indonesia mengenal 20 varietas gladiol
dari Belanda kemudian diuji multi lokasi di kebun percobaan Sub Balai
Penelitian Hortikultura Cipanas. Tiga varietas di antaranya memiliki penampilan
yang paling indah, (warna dan bentuknya berbeda dengan gladiol lama), yaitu:
White godness (putih), Tradehorn (merah jingga), dan Priscilla (putih).
Ragam jenis bunga gladiol adalah :
- Gladiolus gandavensis, berukuran besar, susunan bunga terlihat bertumpang tindih, panjang 90–150 cm.
- Gladiolus primulinus. berukuran kecil, sangat menarik. Bertangkai halus tetapi kuat dan panjangnya mencapai 90 cm.
- Gladiolus ramosus. Panjang tangkai bunga 100–300 cm.
- Gladiolus nanus. Tangkai bunga melengkung, dan panjang hanya 35 cm.
- Beberapa kultivar bunga gladiol lainnya yang telah di uji di Indonesia adalah: Red Majesty, Priscilla, Oscar, Rose Supreme, Sanclere, Dr. Mansoer, Albino, Salem, Marah Api, Queen Occer, Ceker dan lain sebagainya. Sementara itu, Badan Litbang Pertanian melalui Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) telah menghasilkan empat varietas gladiol, yaitu, Dayang Sumbi , Kaifa , Clara , dan Nabila .
Bunga yang bisa tumbuh di ketinggian 600–1400 m dpl ini, mempunyai
nilai ekonomis cukup baik. Tanaman yang berasal dari Afrika Selatan ini
mempunyai nama latin ”Gladius”, yang berarti ”pedang kecil”, bisa tumbuh dengan
baik pada tanah ber-pH 5,8-6,5 dalam suhu 10-25 o C. Perbanyakan dapat
dilakukan secara vegetatif maupun generatif. Tanaman ini sangat toleran pada
berbagai struktur tanah, dari tanah yang ringan berpasir dengan berbahan
organik rendah sampai tanah yang berat berlempung atau liat. Penanaman gladiol
harus diusahakan pada lahan yang bukan bekas pertanaman gladiol atau keluarga
dekatnya, seperti iris, ixia, freesia dan monbretia.
Sentra produksi bunga gladiol di Indonesia untuk daerah Jawa Barat
terdapat di Parongpong (Bandung), Salabintana (Sukabumi) dan Cipanas (Cianjur).
Di Jawa tengah terdapat di daerah Bandungan (Semarang) sedangkan di Jawa Timur
berada di daerah Batu (Malang). Gladiol diproduksi sebagai bunga potong yang
mempunyai nilai ekonomi dan memiliki nilai estetika. Bunga potong juga
merupakan sarana peralatan tradisional, agama, upacara kenegaraan dan keperluan
ritual lainnya. Gladiol merupakan salah satu bunga potong yang paling banyak
dicari, baik untuk hiasan di gedung pesta atau di rumah huni. Tanaman gladiol
akan berbunga sekitar 60-90 hari setelah tanam. Ukuran bunganya yang relatif
besar membuatnya enak dipandang dan pantas dibeli. Gladiol juga kaya warna. Ada
gladiol merah muda, putih bergaris ungu, oranye muda, oranye, kuning, gladiol
dua warna, dan tentunya putih, Namun, Bunga gladiol tergolong bunga yang mudah kehilangan air (gladiol
cepat layu). Meskipun begitu, kondisi tersebut masih dapat disiasati. Tentunya,
teknik memanen yang benar juga harus diterapkan. Bunga potong sebaiknya tidak
dipanen ketika mentari sedang terik tetapi dipanen sebelum matahari terbit atau
menjelang petang. Saat memanen, batang bunga dipotong miring. Dengan begitu,
tercipta penampang batang yang lebih luas untuk menyerap air. Panen bunga dapat
dilakukan setelah kuntum 1 dan kuntum 2 bunga terbawah sudah menunjukkan warnanya,
tetapi belum mekar. Bila panen dilakukan setelah mekar, bunga gladiol akan
mudah rusak pada saat pengangkutan. Tetapi sebaliknya bila bunga dipanen
terlalu awal, maka bunga tidak dapat mekar sempurna.
No comments:
Post a Comment