Tembakau untuk rokok di Indonesia yang merupakan salah satu negara yang memproduksi
berbagai macam tembakau yang tersebar dari pulau Sumatera, Jawa, Bali sampai
Nusa Tenggara. Lebih dari 100 jenis tembakau dihasilkan di Indonesia. Dari sekitar 200 juta kilogram tembakau yang
diproduksi tiap tahunnya di Indonesia, 70% adalah jenis Rajangan yang lazim
digunakan untuk membuat rokok kretek.
Kategori Tembakau untuk rokok berdasarkan proses pengeringannya
- Flue cured (dikeringan dengan aliran uap panas di dalam bangunan pengering atau oven)
- Virginia, air cured (diangin-anginkan)
- Burley, sun cured (dijemur dibawah sinar matahari) untuk tipe Rajangan,
- Dark fire cured (pengasapan dengan bara api) untuk tembakau ‘asapan’, dan
- Dark air cured (pengasapan dengan uap panas) untuk tembakau cerutu.
Selain dirajang, ada pula tembakau yang dikeringkan dalam
bentuk dikrosok (daun utuh kering), seperti tembakau Virginia FC (flue cured),
Burley AC (air cured), Krosok Kasturi SC (sun cured), dan Krosok Boyolali DFC
(dark fire cured). Sebagai produk cita rasa, tembakau memerlukan tahapan proses
‘ageing’ atau pengeringan sebelum diproduksi menjadi
Tobacco Plantation 3 (2005)_RESIZE
Penanaman Tembakau untuk rokok
Pada tahap pertama proses penanaman tembakau, benih
disemaikan dalam persemaian yang dirancang khusus. Pada saat bersamaan, petani
dengan cermat menyiapkan tanah di lahannya. Setelah dua bulan dalam persemaian,
benih akan tumbuh menjadi tanaman setinggi 15-20 sentimeter dan siap
dipindahkan ke ladang. Tanaman kemudian ditumbuhkan di ladang selama dua hingga
tiga bulan setelahnya. Selama proses penanaman, tanaman dirawat untuk
memaksimalkan hasil dan kualitasnya. Tanah dirawat secara teratur dan tanaman
juga dilindungi secara cermat dari hama dan penyakit.
Tahap selanjutnya adalah panen.
Panen temakau untuk rokok
Panen dapat dilakukan dengan
memetik daun satu persatu untuk tembakau Virgina dan Oriental, atau dengan
mencabut seluruh tanaman seperti pada jenis Burley. Proses panen harus
dilakukan saat daun telah matang dan dalam kondisi prima untuk melalui tahap
berikutnya, yaitu proses pengeringan.
Setelah dipanen, tembakau Rajangan dibiarkan kering lagi
selama 2 hari di tempat teduh, kemudian dirajang dengan tangan menjadi irisan
tembakau yang rata-rata terdiri dari 40 potongan per inci. Irisan yang disebut
tembakau rajangan atau cut-rag ini kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
selama 1 hingga 2 hari. Pengeringan memainkan peranan penting dalam menentukan
kualitas daun tembakau. Berbagai metode pengeringan digunakan untuk berbagai
jenis tembakau: pengeringan dengan dianginkan untuk Burley, pengeringan dengan
omprong untuk Virginia, serta pengeringan di bawah sinar matahari untuk jenis
oriental. Setelah dikeringkan, petani memilah tembakau berdasarkan
kualitas dan posisi tangkai. Daun tembakau kemudian dikemas dalam bal dan siap
untuk dikirim. Bal-bal tembakau dipindahkan ke pelelangan atau pusat pembelian
di mana tembakau tersebut diberikan peringkat atau grading dan dibeli. Tembakau kemudian diproses. Untuk jenis burley dan Virginia,
proses ini mencakup pemisahan daun dari batang. Tembakau dikeringkan hingga
mencapai kadar kelembapan yang ideal lalu dikemas dalam peti dan dikirim ke
enam pusat pabrikan di Pulau Jawa
No comments:
Post a Comment