Ahmad Mufroil, salah satu penangkar bibit tanaman di Desa
Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng mengatakan dalam sebulan terakhir
terjual 100.000 bibit tanaman beragam jenis, utamanya albasia dan jati. Kondisi
tersebut berbanding jauh dengan penjualan bulan sebelumnya yang biasanya
berkisar 50.000 batang perbulannya. "Memang sudah musimnya, kalau mulai
hujan para petani mulai menanam pohon," katanya, Sabtu (16/11) Sementara harganya, bergantung pada jenis pohon dan ukuran.
Jenis albasia misalnya, perbatangnya Rp 600 sampai Rp 1.000, sedang pohon jati
Rp 700 sampai Rp Rp 1.000 lebih perbatangnya. Harga tersebut bersifat labil,
bergantung pada ketersediaan barang dan musim.
Angka permintaan tersebut diprediksi akan terus mengalami
kenaikan. Seperti pengalaman musim sebelumnya, lonjakan permintaan biasanya
terjadi sejak November ini sampai Januari tahun depan. "Kenaikan
permintaan kepada masing-masing penangkar bibit tanaman berbeda. Kalau saya,
saat bulan-bulan musim ramai biasanya mencapai 200.000 bibit perbulannya,"
ujarnya.
Ditambahkan, angka permintaan banyak datang dari kalangan
petani maupun pedagang. Biasanya dari wilayah lokal Jawa Tengah, Jawa Barat,
Banten sampai Sumatera dan Bali.
Slamet, penangkar bibit tanaman lainnya, menambahkan bibit
tanaman yang di tangkar meliputi seluruh bibit tanaman keras. Di antaranya
jenis bibit jati, akasia, cengkeh sampai mahoni. "Kalau sekarang yang
ramai jenis albasia dan jati," imbuhnya.
Permintaan bibit tanaman meningkat di wilayah Kedungbanteng, sentra penangkaran bibit tanaman banyak terdapat di Desa Dawuhan Kulon, Dawuhan Wetan, sampai Keniten. Dalam perkembangannya mulai merambah ke desa lain.
Permintaan bibit tanaman meningkat di wilayah Kedungbanteng, sentra penangkaran bibit tanaman banyak terdapat di Desa Dawuhan Kulon, Dawuhan Wetan, sampai Keniten. Dalam perkembangannya mulai merambah ke desa lain.
Perangkat Desa Dawuhan Kulon, Tri Widodo, mengatakan pihak
desa mendukung penuh perkembangan penangkaran bibit tanaman. Karena
keberadaannya bisa menekan angka pengangguran. "Proses penangkaaran butuh
banyak proses dan setiap prosesnya mempekerjakan banyak orang sehingga
memberkahi warga desa lainnya untuk memperoleh pendapatan," kata dia.
Di Desa Dawuhan, dia menghitung ada 30an penangkar bibit
tanaman. Mayoritas penangkar beroperasi di wilayah Kadus I karena lokasi
strategis.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan
(Dinpertanbunhut) Kabupaten Banyumas, Ir Widarso MM, mengimbau kepada para
petani agar lebih selektif dalam memilih bibit tanaman. Karena bibit yang bagus
mempengaruhi hasil tanaman yang bagus
pula. himbauan tersebut memang benar, karena hal tersebut akan berdampak kepada pemasaran yang mudah juga dikemudian hari bagi para penangkar bibit tanaman, sehingga permintaan bibit tanaman meningkat dan berkelanjutan terus.
No comments:
Post a Comment